Dilansir dari kumparan.com, ia awalnya menyukai program game saat masih duduk di bangku SD. Saat beranjak ke Sekolah Menengah Pertama, barulah dirinya mengenal dunia software dan seluk beluknya. Bahkan, Nosa berhasil menciptakan sebuah virus komputer sederhana pada saat itu.
Dilansir dari kumparan.com, keahliannya itu pernah digunakan untuk membobol sebuah akun rapor online dan akun ujian berbasis Android.
Hal ini terjadi setelah dirinya berhasil menemukan sebuah celah keamanan (bug) pada program tersebut. Teknik inilah yang terus dikembangkan oleh Nosa hingga membuat Google membayar dirinya.
Percobaan pertamanya diaplikasikan pada Maret 2018 dengan menggunakan browser Internet Explorer dan Mozilla Firefox.
Sumber mengatakan, laporan awal yang ia kirim ditolak mentah-mentah oleh Google karena dianggap tak memenuhi syarat.
Tak menyerah, ia kembali melakukan eksperimen namun dengan cara berbeda. Tak disangka, laporan bug-nya diapresiasi oleh Google dan memberinya hadiah berupa uang sebesar US$ 7.500. Nosa pun semakin bersemangat menekuni bidang tersebut.
Baca juga:
Alasannya pun cukup sederhana. Ia gagal karena jurusan tersebut hanya dikhususkan untuk mereka yang berlatar belakang lulusan IPA. Nosa Sandy yang alumni kelas IPS, akhirnya merelakan kesempatan tersebut.