Hal tersebut lantaran Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyapakan Jika toa yang digunakan sebagai sistem peringatan dini banyak tidaklah tepat karena menurutnya, toa bukanlah bagian dari Disaster Warning System (DWS)
Menurutnya, yang dimaksud dengan sistem adalah jika setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Jakarta sudah mengetahui apa yang harus dilakukan ketika ada peringatan banjir
Bagai menepuk air terpencil Muka sendiri, Anies mengkritisi Kebijakan yang telah dibuatnya sendiri. Karena toa-toa tersebut merupakan idenya sendiri
jika melihat pernyataan Anies tersebut. hal itu tidak sejalan dengan gagasan awalnya yang mengatakan bahwa peringatan melalui telepon seluler tidaklah efektif, sebab tidak semua masyarakat bisa mendapatkan informasi
Sejak awal kehadirannya, toa yang memakan anggaran hingga lebih dari 4 miliar tersebut memang memuas banyak cibiran juga kritikan. Salah satu kritikan datang dari Ketua Fraksi PDI-P DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono mengungkapkan bahwa peringatan dengan menggunakan toa sudah ketinggalan zaman dan seharusnya tidak lagi digunakan
Selain itu, penggunaan toa sebagai peringatan dini banjir DKI Jakarta nyatanya tercatat pernah mengalami Kerusuhan, Dan tentu saja hal ini berdampak kerugian bagi masyarakat.
Baca juga:
Mari kita masyarakat-kan TOA melawan ANIES BASWEDAN, dan TOA melawan Anies Baswedan kan masyarakat...
.
@_pancasila_
.
11 Agustus 2020
Silahkan di share, kopas dan arsipkan di blog Anda